Vampire

© Lollicino’s Drabble

featuring 

Kim Jongin of EXO

“Seonggok tubuh tanpa nyawa dan darah.”

Wajah shock, hati yang datar.

2 kata itulah yang dapat mewakili seorang Kim Jongin kini, yang tengah mengurusi sebuah kasus yang terjadi di gereja tua yang ditapaki kakinya sekarang. Bau debu bercampur dengan bau mayat itu sungguh tidak sedap.

Jongin memperhatikan apa yang ada di depannya dengan serius sekarang -seonggok tubuh tanpa nyawa dan darah. Mati, mungkin bisa dipersingkat. Seorang korban bernama Kim Soohyun, mati mengenaskan. Seorang polisi telah memeriksanya, dan tidak ada darah sama sekali. Mereka mengatakan bahwa darah namja ini habis karena luka-luka menganga diseluruh tubuhnya.

Tapi Jongin bersumpah, bukan itu penyebabnya.

“Bawa mayat itu untuk di autopsi. Tinggalkan tempat ini.”

2 kalimat meluncur dari bibirnya terdengar dingin. Tapi walau bagaimanapun, masih saja ada yeoja yang tergila-gila pada namja yang bahkan lebih dingin dari es ini. Dan semua orang yang tadinya memenuhi gereja tua ini telah lenyap. Menyisakan Jongin dan bayangannya yang terkena cahaya bulan.

Kedua kaki panjangnya melangkah, menelusuri setiap inci dari bangunan tua itu. Bangunan yang benar-benar terbengkalai -pasalnya berada di daerah pedesaan, di puncak bukit. Kayu-kayunya rapuh, berbunyi tiap kali ada yang melangkahinya. Tapi tidak dengan Jongin, kakinya tidak menimbulkan suara derit mengilukan dari lantai kayu itu.

Kemudian dia membeku, telinganya menangkap sebuah suara yang bahkan tidak bisa didengar oleh siapapun. Sudut bibirnya tertarik keatas membentuk senyuman, dan dia berbalik. Mendapati seorang yeoja menduduki pintu jendela yang terletak begitu tinggi. Cahaya bulan tepat menerba tubuh yeoja itu.

“Aku tahu kau yang melakukannya.” Ucap Jongin kepada yeoja itu. Matanya hitamnya nampak berkilat-kilat, dan lalu berubah menjadi warna merah gelap.

Yeoja itu hanya tersenyum kecil.

Jongin menaikkan sebelah alisnya, memberi aba-aba pada yeoja itu untuk segera turun dari pintu jendela itu. Maka dia turun, mendarat di tanah dengan begitu mulus. Gaun ballet putih favoritnya kini ternodai darah, mata sayu gadis itu tak memancarkan apapun. Dia hanya tersenyum kepada Jongin.

“Sudah kukatakan, jangan pernah berburu saat purnama. Dan lagi, jangan menghabiskan darahnya.” Jongin berucap lagi, “Tapi aku salut karena kau membuat luka-luka besar itu. Kepolisian percaya pada luka bohongan itu.” lanjutnya.

“Tapi aku lapar, Jongin…” akhirnya gadis itu membuka mulut. Jongin masih tak menghilangkan senyumnya, dan dia menyebut nama gadis itu dengan lembut.

“Krystal…”

“…seharusnya kau menungguku agar aku juga bisa meminum darahnya.”

Vampir.

 

—END—

cr: Asian Fanfic.

I don’t know wy i made this. It’s just a simple drabble, sorry for my late ff -_-v Hope u like it, don’t forget too comment ~! 😀

Tinggalkan komentar